Selasa, 21 Agustus 2018

PRIA CUHAT ? Memang Keras Hidup Ini


I Will Survive
Hari ini, Aku disiniBerjuang untuk bertahan
Padamkan luka dan beban yang ada
Yang telah membakar seluruh jiwa
Ku coba resapi, Ku coba selami
Segalan yang telah terjadi
Kuambil hikmah-Nya
Rasakan nikmat-Nya
Dan kucoba untuk hadapi
I will survive, I will revive
I won't surrounder, And stay alive
Kau berikan kekuatan
Untuk lewati semua ini
Hari ini, Kan ku pastikan
Aku masih ada disini
Mencoba lepaskan
Coba bebaskan
Segala rasa perih dihati
Coba resapi, Coba hayati
Segala yang telah terjadi
Ku ambil hikmah-Nya
Rasakan nikmat-Nya
Dan kucoba untuk hadapi
I will survive I will revive
I won't surrender, And stay alive
Kau berikan kekuatan
Untuk lewati semua ini uuu....
Engkau selalu ada
Saat jiwaku rapuh
Di kala ku jatuh
And I want You to know
There's always fine to alive
I won't give up, I won't giving
I stay alive for you
For You... For You...
I will survive, I will revive
I wont't surrender, And stay alive
I will survive, I will revive
Getting Strongger, stay alive
Kau berikan aku kekuatan
Untuk lewati semua ini
I will survive, I will revive
Getting Bigger, Bigger than live
Kau yang Esa, yang Perkasa
Give me wisdom, to survive




Air mata seorang laki-laki itu tidak pernah bohong. (Apalagi tulang punggung keluarga) Pesan tersirat dr lagu ini: Apapun masalah kita, apapun beban yg kita tanggung skrg, yakinlah Allah selalu ada, Tuhan Yg Maha Esa, Yg Maha Kuasa.. Rezeki msg2 org sdh ditetapkan Allah, seandainya jatah rezeki kita msh tertinggal 1 mangkok bubur, mk kita tdk akan dipanggil Yg Maha Kuasa, sampai semua rezeki kita sdh diterima.
Bertawaqal (berusaha) dan berdoa serta ikhlas berserah diri TANPA ada perasaan khawatir dlm hati. Cukuplah Allah jd penjaga kita, keluarga kita dan org2 yg kita cintai.
Rezpector from Alam Semesta.

Kamis, 16 Agustus 2018

Tokoh Inspirator "Sujiwo Tedjo / President Jancukers"

SUJIWO TEJO dikenal sebagai seorang dalang, yang juga seorang penulis, pelukis, pemusik dan bahkan disebut seorang budayawan. Karya dan pentasnya mengajak kita untuk mengenang masa depan karena masa depan kita ada di belakang, ada pada akar budaya Indonesia yang dibanggakannya. Keinginannya mengangkat akar budaya Indonesia menghasilkan kepeduliannya yang tinggi agar kesenian Indonesia merujuk pada akar budaya tapi diolah dengan metabolisme kreatif sehingga tidak menjadi kuno. Dalam metabolism itu tetap dicerna seluruh hal yang datang dari luar. Dengan pendekatan ini, Indonesia akan dikenali juga sebagai negara yang memiliki seni dan budaya yang modern. Tokoh kali ini yang akan kita bahas yaitu Tejo Sujiwo mungkin kebanyakan teman-teman melihat beliau merupakan tokoh yang ngawur baik dalam berbusana ataupun dalam menyampaikan pendapatnya namun begitulah karakter beliau beliau selain seorang budayawan beliau juga seorang pemikir, penyanyi dan seorang aktor beliau juga sering membintangi-membintangi film-film layar lebar nah untuk kejelasannya kita akan membahas lebih lanjut. Lahir di Jember, 1962 Pendidikan formal: Jurusan Matematika ITB (1980-1985) Jurusan Teknik Sipil ITB (1981-1988) Salah satu karyanya berikut ini

Tokoh Inspirator "Cak Nun / Mbah Nun"

Muhammad Ainun Nadjib atau biasa dikenal Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun (lahir di Jombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953; umur 64 tahun) adalah seorang tokoh intelektual berkebangsaan Indonesia yang mengusung napas Islami. Emha juga dikenal sebagai seniman, budayawan, penyair, dan pemikir yang menularkan gagasannya melalui buku-buku yang ditulisnya. Dalam kesehariannya, Emha terjun langsung di masyarakat dan melakukan aktivitas-aktivitas yang merangkum dan memadukan dinamika kesenian, agama, pendidikan politik, sinergi ekonomi guna menumbuhkan potensi rakyat. Di samping aktivitas rutin bulanan dengan komunitas Masyarakat Padhang Bulan, ia juga berkeliling ke berbagai wilayah nusantara, rata-rata 10 sampai15 kali per bulan bersama Gamelan Kiai Kanjeng, dan rata-rata 40 sampai 50 acara massal yang umumnya dilakukan di area luar gedung. Kajian-kajian islami yang diselenggarakan oleh Cak Nun antara lain: Jamaah Maiyah Kenduri Cinta sejak tahun 1990-an yang dilaksanakan di Taman Ismail Marzuki. Kenduri Cinta adalah salah satu forum silaturahmi budaya dan kemanusiaan yang dikemas sangat terbuka, nonpartisan, ringan dan dibalut dalam gelar kesenian lintas gender, yang diadakan di Jakarta setiap satu bulan sekali. Mocopat Syafaat Yogyakarta Padhangmbulan Jombang Gambang Syafaat Semarang Bangbang Wetan Surabaya Paparandang Ate Mandar Maiyah Baradah Sidoarjo Obro Ilahi Malang, Hongkong dan Bali Juguran Syafaat Banyumas Raya Maneges Qudroh Magelang Dalam pertemuan-pertemuan sosial itu ia melakukan berbagai dekonstruksi pemahaman atas nilai-nilai, pola-pola komunikasi, metode perhubungan kultural, pendidikan cara berpikir, serta pengupayaan solusi-solusi masalah masyarakat.

Rabu, 15 Agustus 2018

SPIRIT OF INDONESIA

Mengusung Semangat kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Begitu Magis energimu wahai Indonesiaku. Berkat Rahmat alloh SWT bersyukur dilahirkan di Negeri nan Elok ini, INDONESIA

Terimaksih support seluruh team : Official Song 18th Asian Games 2018 by ALFFY REV ( @alffy_rev ) 
 featuring Main Vocal : Farhad ( @farhadhasaan ) 
 Sinden : Indah RWY ( @indahrwy )
 Rapper : Paul Shady ( @paul_shady ) 
 Sape : Gregorius Argo ( @gregoriusargo )
 Gamelan : Cipto & Arya ( @aruya.ps ) 
 Rum's String Chamber Orchestra : 
Violin : Yudha Tri Pamungkas (@yudaputtra) 
 Violin : Fajar Trihadmoko ( @fajarthree3 ) 
Viola : Aminullah Ibrahim ( @aminullah.ibrahim ) 
Viola : Singgih Rastra Kusuma ( @singgih_rk )
 Cello : Yoga Kurnia Pamungkas ( @yogapekas )
 Cello : Achmad Oktabrian ( @okta.brian )
 Contra Bass : Roma Dara Citata ( @romadara )
 Rev Team : 
 Director : Alffy Rev Editor : Alffy 
Rev General Manager : Nita 
Technical director & Cameraman : Tazar
Equipment & Properties : Bagus 
Pilot Drone : Rendi 
Make up & wardrobe : AnggunVe
Audio Enginer : Ulun 
Team Support Pendaki Gunung Penanggungan : - Ifan (leader) - Dinda - Hasan - Husen - Edwin - Ade - Angga - Joko - Jeruk - Cakri - Agus - Arvan 
 Supported by iMix Studio Pawitra 
Outdoor Location : Puncak Pawitra | GUNUNG PENANGGUNGAN

Kamis, 28 Juni 2018

Lir - Ilir ( Tembang jawa + Sholawatan by Kiai Kanjeng)

Mungkin sudah tak asing lagi, Tembang Lir Ilir ini digubah oleh Sunan Kalijaga pada jaman kerajaan Jawa Islam, sebagai sarana dakwah/syiar agama Islam di pulau Jawa pada masa itu. Banyak versi musik yang pernah dibuat/diaransemen untuk tembang ini. Dan beberapa tahun yang lalu, kelompok kesenian Kyai Kanjeng yang dipimpin oleh seniman & budayawan Emha Ainun Najib (Cak Nun), turut pula menyemarakkan blantika musik Indonesia dengan mengaransemen ulang tembang Lir Ilir ini dengan nuansa yang lebih religius dan sakral. Video slideshow ini dibuat dan terinspirasikan dari kekaguman akan kedalaman makna tembang Lir Ilir; serta penjiwaan aransemen musiknya (yang kali ini digarap oleh Emha Ainun Najib bersama kelompok keseniannya) yang nyaris sempurna. Tembang lir-ilir ciptaan Sunan Kalijaga ini mempunyai makna yang mendalam dan dapat menginspirasi hakikat kehidupan kita. Karena dalam tembang jawa ini mengandung unsur-unsur ajakan untuk kembali kepada Allah, senantiasa mengingat kepada Allah, dan menahan hawa nafsu agar kita tidak terjerumuskan ke lembah yang tidak di ridho’i Allah, selalu mohon ampun kepada Allah. Sunan Kalijaga juga meningatkan kepada kita bahwa perbuatan baik dan amalan menempati peran penting termasuk Sahadat, Sholat, Zakat, Haji, Puasa dalam Islam sebagai bekal yang menentukan keselamatan seseorang yang harus dibawa dan dipertanggungjawabkan saat mereka mengalami kematian kelak. Lagu Lir Ilir memberi kita pelajaran dan pesan, hendaknya manusia menyadari, bahwa hidup di dunia ini tidak akan lama dalam bahasa jawa diibaratkan “urip iku sekedar mampir ngombe” yang maknanya hidup itu sementara, seyogjanya kita semua harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya sehingga kelak kita akan siap ketika tiba saatnya kita semua dipanggil menghadap kehadirot Allah SWT.

Jancuk ,, Itu Apa Sih ???

Kamu pernah mendengar kata-kata ini terucap dari mulut teman kamu gak? Atau justru kamu sering mengucapkan kata-kata ini? Biasanya kita mendengar atau mengucapkannya tanpa memahami dengan benar makna sesungguhnya yang ada di kata ini. Simak yuk penjelasannya :)

Ingsun (Aku)

Nunggang roso ngener ing panggayuh... lunging gadung mrambat krambil gading... gegondel witing roso pangroso... nyancang jadi wasanane... Mbrebes mili banyu saking langit... tibeng kedung lumembak ing pangkon... anut nyemplung lelakon ngaurip... cumemplong roso atiku... Candrane wong nglangi... ing tlogo Nirmolo.... Candrane kumambang... ing sendang Sumolo... Solan salin slagane manungso... empan papan sasolah-bawane... esuk sore rino sawengine... ajur-ajer 'njing kahanan... tan lyan gegondelan... tarlen mung wit krambil gading...